Batan: SDM Indonesia Cukup untuk Bangun PLTN
TANGERANG--MICOM: Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan) mengungkapkan Indonesia sudah layak untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki saat ini.
"Saat ini, SDM yang dimiliki Batan sudah mencukupi bila nantinya PLTN terwujud dibangun," kata Kepala Biro Kerja sama Hukum dan Humas Batan, Ferhat Aziz, di Jakarta, Jumat (25/3).
Dikatakan, SDM yang nanti ditugaskan dalam pengoperasian PLTN, tidak hanya dari Batan melainkan dari PLN dan Kementerian ESDM. Gabungnya kedua pihak tersebut, sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir.
Belum lagi, sejumlah pakar yang telah sejak puluhan tahun sebelumnya sudah disiapkan. Sehingga, bila dibandingkan dengan negara seperti Korea, Vietnam dan Malaysia, maka Indonesia sudah sangat siap.
"Bila dibandingkan dengan negara tersebut dalam segi SDM, Indonesia sudah lebih siap. Hanya saja, pembangunannya lebih awal negara lain dibandingkan di sini," katanya.
Ditambahkan, hingga saat ini Batan masih menunggu realisasi pemerintah pusat dalam pembangunan PLTN. Sebab, Batan hanya bertugas untuk menyiapkan SDM dan studi kelayakan.
Meski diakuinya, pembangunan PLTN tidak dapat diwujudkan dalam jangka waktu pendek, karena harus melihat berbagai sektor lainnya seperti lingkungan dan iklim.
Karena ada 15 faktor yang harus menjadi perhatian dalam membangun PLTN di suatu daerah seperti halnya lokasi yang jauh dari tsunami, lokasi pun tidak berada di patahan gempa, jauh dari dampak bila terjadi gunung meletus, kondisi cuaca yang mendukung.
"Melihat peristiwa yang terjadi di Jepang, meski terjadi Tsunami namun bangunan PLTN tetap kuat karena sudah diperhitungkan segi buruknya. Namun di Indonesia, peluang membangun PLTN sangat luas karena banyak lahan yang dapat digunakan dan jauh dari dampak faktor tersebut," katanya.
Untuk daerah yang dinilai tepat dibangun PLTN, ia menyebutkan seperti Kalimantan, Bangka dan Laut Jawa Utara. "Lokasi tersebut, sangat jauh dari dampak seperti tsunami dan gunung merapi serta gempa. Jadi, sangat tepat," katanya.
Kemudian Farhet juga mengatakan bila membangun PLTN memang membutuhkan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan PLTU.
Karena, membangun PLTN harus memikirkan keamanan dan keselamatan. "Kalau dengan gempa 8 skala richter bangunan bisa hancur.
Maka PLTN harus dibuat untuk tahan gempa mencapai 9 skala richter. Jadi, itu yang mahal, karena keamanannya diutamakan," katanya.
Namun, bila PLTN nantinya sudah berjalan, maka biaya produksi yang dikeluarkan lebih murah dibanding dengan PLTU karena bahan bakar yang digunakan lebih murah harganya.
Hanya saja, membangun PLTN tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, perencanaan yang matang serta modal yang memadai merupakan faktor utama.
Diperkirakan, untuk membangun PLTN harus direncanakan saat ini dan baru dapat direalisasikan sekitar 10 tahun kemudian.
"Kalau saat ini semua setuju, maka 2025, Indonesia sudah bisa memiliki PLTN," katanya. (Ant/OL-3)
Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/03/212923/4/2/Batan_SDM_Indonesia_Cukup_untuk_Bangun_PLTN
0 komentar:
Posting Komentar