The Widgipedia gallery
requires Adobe Flash
Player 7 or higher.

To view it, click here
to get the latest
Adobe Flash Player.

Selasa, Oktober 02, 2012

Macam-macam Energi Alternatif Di Sekitar Kita

Persoalan energi fosil yang kian hari kian langka tentu saja menjadi polemik tersendiri bagi manusia. Hal ini tentu memicu keresahan bagaimana cara mendapatkan energi bila energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara punah. Membuat energi alternatif adalah salah satu opsi terbaik yang dapat kita lakukan untuk menghemat energi fosil dan menjaganya agar tidak cepat punah. Energi alternatif dianggap cukup mumpuni untuk menghemat bahan energi fosil, selain itu Energi alternatif dinilai lebih murah dan ramah lingkungan sehingga masyarakat dapat membuatnya sendiri di rumah.

Di bawah ini contoh macam-macam energi alternatif yang bisa di buat dari lingkungan sekitar kita

1. Energi Biogas dari Sampah

Memanfaatkan sampah menjadi sumber energi alternatif. Kenapa tidak?, dengan mengubah biomassa itu menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan misalnya menjadi energi pembangkit listrik. Pengembangan energi alternatif yang dapat diperbaharui agar tidak tergantung kepada energi fosil merupakan keniscayaan.

Caranya sampah diolah dengan alat yang dinamai albakos. Sampah-sampah organik yang telah dikumpulkan, dimasukkan ke dalam jelaga albakos yang dibawahnya dibakar menggunakan arang. Proses pembakaran memakan waktu minimal satu jam untuk memisahkan gas metan murni dengan karbon dan zat lain yang kurang bermanfaat dari alat purifikasi.

Dari alat purifikasi, gas yang dihasilkan disalurkan melalui pipa-pipa dan kemudian terkumpul dalam kantong plastik besar. Dari kantung plastik ini kemudian gas metan disalurkan ke genset yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik atau bisa langsung digunakan untuk memasak.

Sampah sebagai energi alternatif merupakan solusi energi masa depan, karena selain bahan baku yang mudah didapat, bahan bakar alternatif ini juga ramah lingkungan. Selain itu, meski belum mampu mengatasi krisis energi listrik, pendayagunaan sampah setidaknya juga bisa mengurangi masalah volume sampah yang tiap hari terus bertambah.

2. Bio Ethanol dari Ketela

Sebuah penelitian membuktikan bahwa ketela mengandung ehtanol yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Untuk membuat energi alternatif ini mudah. Bahkan, bisa dilakukan oleh masyarakat awam. Yang penting bahannya memiliki kandungan karbohidrat, seperti singkong. Adalah singkong gondrowu, jenis singkong berukuran raksasa yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya pahit dan beracun. Namun, dibalik itu semua teryata singkong ini mengandung nilai yang luar biasa untuk bahan bakar.

Proses pembuatannya juga sederhana. Ketela atau bahan-bahan lain tersebut dihaluskan, lalu direbus. Kemudian ditambahkan enzim amylase dan diberi ragi. Untuk sementara ini, ragi tape biasa pun bisa digunakan. Tapi kami sedang mengkaji lebih lanjut ragi khusus untuk ethanol ini. Larutan tersebut didiamkan selama tiga sampai empat hari agar proses fermentasi berjalan. Setelah itu, ethanol akan dihasilkan. Namun demikian kadar ethanol ini masih 90%. Sementara untuk kompor diperluakan kadar ethanol sebesar 95%.

Untuk menaikkan kadar ethanol, katanya, perlu ditambahkan batu kapur. Ini perlu dilakukan sebab ethanol dengan kadar di bawah 95% masih mengandung Pb (timbal). Sedangkan ethanol untuk bahan bakar kompor harus bebas dari Pb, karena jika tidak bebas dari Pb, cairan tersebut bisa meledak.

Keunggulan bahan bakar ethanol selain lebih ekonomis juga terbukti tanpa jelaga. Namun, pemanasan ethanol diakui tidak lebih lama jika dibandingkan dengan minyak tanah. Sebagai misal, untuk memasak mie, kompor minyak tanah membutuhkan waktu 10 menit. Sedangkan kompor ethanol dua hingga tiga menit lebih lama.

3. Bio Desel dari Sari Kelapa

Buah kelapa ternyata menyimpan banyak sekali manfaat bagi manusia, mulai dari pohon sampai buahnya dapat bermanfaat bagi manusia. Buah kelapa yang dikenal banyak khasiatnya ternyata juga bisa dijadikan bahan bakar alternatif. Baru-baru ini sebuah penelitian mengemukakan bahwa di dalam sari buah kelapa terdapat energi bio desel yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif.

Untuk membuat bio desel ada beberapa tahap. Yaitu ampas kelapa diperas dan airnya didiamkan selama sepekan. Perasan ampas kelapa itu kemudian dicampur NAOH sebanyak 100 gram untuk satu liter air kelapa ditambah metanol 200 ml diaduk dan didiamkan selama 8 jam. Langkah terakhir agar bio desel bisa digunakan adalah menyaring larutan tersebut dengan kain kasa.

Meski terkesan rumit dan memakan waktu yang lama dalam proses pembuatanya ternta bio desel yang dibuat sebagai energi alternatif ini juga ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan polusi udara. Selain itu masyarakat juga bisa membuatnya sendiri karena bahan dasarnya tersedia.

4. Energi alrenatif dari kulit pisang

Siapa yang menyangka buah manis seperti pisang yang biasa kita temui dan konsumsi sehari-hari dapat digunakan sebagai energi alternatif, baru-baru ini sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai kering dengan elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt. Dan ketahanan dalam jam dinding rata-rata selama 5 hari 6 jam (135 jam). Konstruksi baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik.

Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.

Hasil penelitian juga menunjukkan, baterai kontrol mampu bertahan lebih dari 7 hari sedangkan baterai kulit pisang hanya kurang dari 6 hari. Hal ini disebabkan baterai kontrol memiliki senyawa yang berfungsi sebagai depolarisasi. Senyawa yang digunakan adalah mangandioksida. Walaupun pisang juga mengandung mangan, namun jumlahnya hanya 0,6 mg per 100 g. Disamping itu setiap reaksi dalam baterai mengalami suatu proses polarisasi akibat adanya gas hidrogen yang terlepas. Pisang dan terutama kulit pisang mengandung lebih dari 60 % kadar air (H20), yang dapat terlepas apabila terjadi suatu reaksi kimia. Sehingga kemungkinan terjadinya polarisasi sangat besar. Hal tersebut yang mengakibatkan perbedaan ketahanan antar baterai kulit pisang dan baterai kontrol cukup besar. Sedangkan diantara ketiga jenis pisang, maka pisang susu yang memiliki ketahanan tertinggi. Namun karena selisih ketahanan diantara pisang susu dan jenis pisang lain kurang dari 24 jam, maka bisa dikatakan bahwa ketahanan di antara ketiga jenis pisang tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Data pelengkap lain, berupa data berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata kulit pisang yang digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Hal ini merupakan keunggulan lain dari baterai kering dari kulit pisang.

Kesimpulan dari penelitian diatas adalah Baterai kering yang menggunakan bahan baku kulit pisang memiliki rata-rata voltase 1,2 V dan ketahanan rata-rata 5 hari 7 jam dan Diantara ketiga jenis pisang tidak memberikan perbedaan performa (voltase dan ketahanan) yang signifikan.

5. Energi Alternatif Biji Buah Bintaro

Pohan bintaro (Cerbera manghas) merupakan jenis tumbuhan liar yang mudah tumbuh di mana saja. Pohon dan buahnya seperti mangga selama ini memang kurang dimanfaatkan oleh warga, padahal sebenarnya sangat bermaafaat sebagai pengganti bahan bakar.

Selain bijinya, kulit buah bintaro yang berserat dapat digunakan sebagai bahan baku papan partikel atau dapat dijadikan sebagai bahan bakar secara langsung atau diubah menjadi briket untuk bahan bakar tungku.

Penelitian ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mengembangkan Desa Mandiri Energi. Dengan adanya penelitian ini, maka masyarakat sekitar memiliki alternatif sumber energi secara mandiri yang bersifat baru.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi warga untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga mereka dan sekaligus memberikan manfaat secara ekonomi dan juga bagi kelestarian hutan.

Sumber : http://vantie.blogspot.com/2011/09/macam-macam-energi-alternatif.html

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Para Sahabat

Pengunjung

free counters

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP