Belum ada izin apapun terkait nuklir Muria
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) belum menerima permohonan izin atau mengeluarkan izin apapun terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria, Jepara pada 2010 yang akan beroperasi 2016.
"Belum ada permohonan izin apapun yang diajukan kepada kami terkait rencana pembangunan PLTN Muria," kata Kepala Bapeten As Natio Lasman di sela Seminar Keselamatan Nuklir Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir untuk Menjamin Keselamatan Pekerja, Masyarakat dan Lingkungan di Jakarta, Rabu (5/8).
Namun demikian, lanjut dia, rencana pembangunan PLTN yang berdasarkan Perpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, masih tetap berlanjut dan belum ada pembatalan.
Ia menegaskan, pembangunan PLTN di Indonesia bukan dilakukan oleh Bapeten ataupun Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional), tetapi oleh BUMN, swasta atau koperasi, jadi tergantung dari kemampuan investasi mereka.
Menurut dia, jika Indonesia ragu-ragu dalam pembangunan PLTN maka Indonesia akan semakin tertinggal dari negara lain.
"Di AS sudah ada 104 PLTN dan masih terus melanjutkan dengan membangun 12 unit baru, terkait komitmen mereka pada 2040 tidak akan menggunakan lagi energi fosil," katanya.
Demikian pula China yang dalam 4-5 tahun lagi akan memiliki 25 PLTN yang dibangun secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan listrik di negaranya yang terus meningkat seiring perkembangan industri, hal yang juga terjadi di India.
Sedangkan Jepang yang merupakan kawasan gempa, 34 persen listriknya dipasok PLTN. Jepang yang memiliki 55 PLTN masih terus menambahnya dengan membangun tujuh unit lagi.
Bahkan sebanyak 78 persen kebutuhan listrik Perancis dipenuhi dengan tenaga nuklir. Perancis bahkan mensuplai listrik juga ke negara lain.
Sedangkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam yang pada 2020 direncanakan sudah memiliki PLTN operasional.
PLTN memenuhi 16 persen kebutuhan listrik dunia (438 unit) di lebih dari 30 negara.
Menurut As Natio, dibandingkan dengan rencana PLTU batubara 10 ribu MW, PLTN jauh lebih bersih karena tidak menyumbang emisi karbon ke udara.
"PLTN juga lebih stabil yang sekali dinyalakan maka akan menyuplai listrik secara stabil untuk seterusnya hingga masa yang ditentukan. Ini berbeda dengan PLTU batubara yang masih tergantung pada pengiriman batubara. Listrik bisa mati berhari-hari jika gelombang laut sedang tinggi dan stok batubara terlambat dipenuhi," katanya.
Sumber : http://www.primaironline.com/berita/ekonomi/belum-ada-izin-apapun-terkait-nuklir-muria/print#
0 komentar:
Posting Komentar