Iradiator Dan Aplikasinya Untuk Pangan
Iradiator merupakan suatu fasilitas untuk melakukan iradiasi berbagai macam sampel atau produk dengan tujuan penelitian, pengembangan, pengawetan, dan sterilisasi. Karena itu, irradiator dapat disebut sebagai fasilitas iradiasi. Berdasarkan jenis radiasi pengion yang digunakan, radiator dikelompokkan menjadi iradiator gamma dan irradiator elektron. Iradiator gamma terbagi lagi menjadi empat kategori yang umumnya menggunakan zat radioaktif Co-60, sedangkan irradiator electron terbagi menjadi dua kategori dan menggunakan filamen, biasanya terbuat dari tungsten, atau plasma sebagai sumber radiasi.
Untuk memenuhi kebutuhan para peneliti dalam memanfaatkan nuklir dan teknologinya, pada tahun 1968 Pusat Aplikasi Teknologi Isotopdan Radiasi (PATIR) – BadanTenaga Nuklir Nasional (BATAN) melengkapi peralatan penelitian yang ada dengan fasilitas iradiasi berupa iradiator gamma kategori I yang oleh pabrikannya diberinama Gamma Cell 220. Melalui pemanfaatan iradiator Gamma Cell 220 telah dihasilkan padi varietas Atomita I sebagai hasil awal produk penelitian PATIR-BATAN di bidang pangan.
Setelah itu, dalam rangka memperluas pemanfaatan teknologi radiasi PATIR-BATAN menambah fasilitas iradiasi yang sudah ada dengan fasilitas iradiasi yang memiliki potensi pemanfaatan yang lebih besar, yaitu iradiator panorama serbaguna (IRPASENA) pada tahun 1978, irradiator karet alam (IRKA) pada tahun 1983 dan iradiator Gamma Chamber 4000A pada tahun 1993. Struktur iradiator Gamma Chamber 4000A mirip iradiator Gamma Cell 220 dan pemanfaatannya sebagai pengganti iradiator Gamma Cell 220 yang aktivitasnya sudah relatif rendah sekali. Selain iradiator gamma, sejak tahun 1994 PATIR-BATAN juga memiliki iradiator elektron atau mesin berkas elektron (MBE-GJ 2) yang hingga kini masih berfungsi dan digunakan untuk kegiatan penelitian.
Aplikasi iradiator untuk pangan, khususnya iradiator gamma, terus berkembang. Sejak dihasilkan varietas padi Atomita I penelitian padi dengan teknologi radiasi terus berlanjut dengan menghasilkan berbagai varietas. Varietas padi yang mutakhir diberi nama padi Pandan Putri. Selain padi, beberapa penelitian jenis pangan lainnya yang menggunakan teknologi radiasi adalah sorgum, kacang kedelai, kacang hijau, buah pisang, dan umbi akar. Iradiator gamma juga digunakan untuk perlakuan karantina produk pangan berupa buah mangga yang penelitiannya saat ini sedang dilakukan bekerja sama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR). Dalam kerja sama tersebut digunakan IRPASENA. Untuk aplikasi teknologi nuklir yang memerlukan aktivitas iradiator atau dosis radiasi yang lebih tinggi maka digunakan IRKA. Terkait dengan pemanfaatannya untuk pangan, IRKA biasa digunakan untuk pengawetan pangan olahan, misalnya tahu, dan pangan olahan siap saji, misalnya pepes ikan dan rendang.
Kegunaan:
Selain digunakan untuk penelitian pangan guna mendapatkan varietas yang lebih unggul, karantina dan pengawetan pangan serta pangan olahan siap saji, iradiator dapat pula digunakan untuk sterilisasi berbagai macam produk kesehatan, misalnya jarum suntik dan alat kontrasepsi. Pemanfaatan iradiator gamma untuk pengawetan telah banyak dipakai oleh industri herbal, kosmetik, dan obat.
Keuntungan Teknis/Ekonomi:
Teknologi pengawetan menggunakan iradiasi sinar gamma merupakan teknologi terkini yang diminati karena memiliki berbagai keunggulan dibandingkan teknologi konvensional. Beberapa keunggulan tersebut misalnya proses iradiasi yang efektif dan efisien, tidak menimbulkan residu bahan kimia pada produk yang diiradiasi, dan tidak mencemari lingkungan.
Masa simpan yang pendeksuatu produk merupakan masalah utama bagi industri yang volume produksinya besar,karena dapat menimbulkan kerugian akibat kerusakan dalam masa penyimpanan dan transportasi. Masalah masa simpan ini dapat diatasi dengan radiasi sehingga masa simpan produk menjadi lebih lama. Sebagai contoh, masa simpan pangan olahan berupa tahu hanya dapat bertahan selama tiga hari tanpa radiasi, sedangkan setelah melalui proses pengawetan dengan radiasi masa simpannya menjadi dua bulan. Dengan demikian, proses pengawetan dengan radiasi dapat memberikan keuntungan ekonomi, tanpa menimbulkan efek samping pada produk dan lingkungan.
Sumber http://ads2.kompas.com/layer/batan/home/pangan/10
0 komentar:
Posting Komentar